28 Desember 2010

malam pesta topeng


Aku sedang termangu didepan danau.
Danau ini indah, sangat indah.
Tapi entah mengapa keindahan ini tak dapat meraihku masuk kedalam suka cita bahagianya.
Aku hanya bisa memandangnya dan sama sekali aku tak bisa menikmatinya.
Kemelut dalam hatiku bak magma gunung berapi yang siap meletus.
Sungguh panas dan suasana berubah menjadi genting tak karuan.
Tak henti aku memanjatkan doa dalam pejaman mata yang hanya terbayang oleh hitam.
Sesungguhnya aku ingin menemukan dunia yang lain.
Yang bisa membuatku tenang dan damai dalam rengkuhan Sang Khaliq.
Yang memang aneh tapi aku hidup. Bukan mati seperti ini.
Adakah dunia lain, yang tinggallah disana udara ketentraman, dengan penghuni para seniman dan pemerintahnya adalah Tuhan. Aku merindukan kebebasan.
Kuakui ini labil, masa mencari jati diri, atau apalah itu.
Aku hanya ingin mendapat pengakuan bahwa aku ada, bahwa aku hidup dengan kebahagiaanku, kebahagiaan yang menyertaiku.
Musnahlah semua jengah, meleburlah semua jemu.
Aku bosan hanya begini, melulu dalam ani yang begini dan itu yang begitu.
Terlalu banyak pemimpin disini, hingga nyaris tak ada yang dipimpin.


(pengakuan nihil dalam pesta topeng)
malam pesta topeng : 27 desember 2010