23 Mei 2020

Idul Fitri 1441 H

Ini adalah kali pertama dalam hidupku selama 26 tahun di muka bumi, lebaran tanpa mencium tangan orang tua. Rasanya..... Tak usah dijelaskan, karena aku yakin banyak yang sama sepertiku dalam keadaan saat ini, di tengah ujian pandemi. Tapi yang jauh lebih tak terbayangkan adalah, aku tidak berlebaran di rumah dan itu justru di sini, di kaki bukit barisan. Tempat nun jauh dari peradaban asal. Tiada sanak tiada saudara. Benar-benar tak pernah ada dalam rencana hidup. Tapi apalah aku yang hanya makhluk kecil nan lemah. Allah lah yang Maha Besar, Maha Tau Segalanya, bahkan tiada satu daun pun yang jatuh tanpa kehendakNya. Maka... Ini tentulah takdir terbaik dari Allah. Merasakan rindu bercampur pilu. Ternyata, nikmat berkumpul bersama keluarga itu luar biasa indah. Semoga kelak aku juga bisa menjadi orang tua yang demikian, tempat anak-anakku rindu untuk pulang dan berhambur merengek pelukan.


Aia Manggih, Lubuk Sikaping, 30 Ramadhan 1441 H. 

2 Mei 2020

Ketenangan

Rasa-rasanya kita hidup memang tidak akan pernah tenang. Jadi jika masih merasa bernyawa dan tinggal di alam ini, jangan pernah mendamba ketenangan. Yang bisa kita lakukan bukanlah mendambakannya, tapi memilihnya.
Ya. Tenang atau risau adalah pilihan, sebagaimana mau makan atau memilih lapar. Beras sudah ada di atas meja, tinggal mau kita olah atau kita biarkan saja sembari berharap tetap kenyang. Pilihan kedua jelas mustahil kan.

Cara kita mengolah beras pun berbeda-beda, ada yang langsung dimasukkan mesin penanak dan membiarkannnya hingga matang. Ada pula yang memasukkannya ke dalam janur yang telah dirangkai sehingga jadilah ketupat. Dan lain-lain.

Begitu pula dengan ketenangan dan rasa bahagia, kita mengolahnya dengan cara yang berbeda-beda. Ada yang dengan mendengarkan murottal, sholat malam dengan sujud yang panjang lagi khusyu', ada yang dengan memilih berkumpul dengan keluarga, ada yang memutuskan makan-makan saja, atau yang lainnya. Semuanya sah, semuanya boleh saja, asal masih sesuai aturan agama, tidak melanggar norma sosial, dan tentunya tidak merugikan orang lain.

Di bulan Ramadhan ini, kita diberi kesempatan oleh Allah untuk semakin mendekatkan diri padaNya, untuk memperbanyak ibadah, untuk memahami arti kehidupan dan mengapa kita diciptakan.

Pastikan kita memilih ketenangan dan kebahagiaan, bukan sebaliknya. Selamat menunaikan ibadah bulan suci Ramadhan.