22 Februari 2012

Harta karun

Aku ingin belajar sepanjang waktu
Agar aku lekas pintar
Aku bosan menjadi penyamun
Hanya selalu menggantung pada keberuntungan
Hanya selalu mencari harta karun yang terpendam,
bukan membangun harta sendiri yang riil

Aku ingin membunuh lelah
Dan menghidupkan semangat
Aku pasti bisa!

Bukanpula tentang sebatang piala, atau tentang selempeng medali bertali, bahkan juga bukan tentang gelar dan
prestasi.
Semua lebih pada kebanggaan pribadi dan ibadah pada Illahi./180212/08:46pm

benarkah ini cinta segitiga?

Bukankah cinta segitiga itu teramat biasa. Bahkan sebagian orang mengatakan itu sudah basi, dan bau tanah. Sudah biasa semua yang bertopik cinta segitiga. Cinta segitiga yang melibatkan orang ketiga, melibatkan sahabat atau bahkan melibatkan kakak kandung sendiri.
Aku sering memaki penulis yang melulu menyajikan alur cerita cinta segitiga. Namun kenapa kini, kala hal itu terjadi dalam hidupku dan kualami sendiri, ini sangat berbeda. Cinta segitiga tak semudah yang dibayangkan, tak pula sesederhana yang digambarkan. Kali ini aku merasakannya sendiri, sebuah cinta antara 3 manusia.
Bayangkan, ketika kau harus mengikhlaskan orang lain jatuh cinta pada orang yang ingin kau kuasai dan kau miliki sendiri. Benarkah keegoisan masih bisa menang dalam saat-saat seperti itu? Atau apakah prinsip “bahagia ketika melihatnya bahagia”, dan atau “cinta tak harus memiliki” masih berlaku? Benarkah semua teori itu masih layak pakai? Ku rasa tidak. Non sense. ___________

Aku masih meringkuk diatas ranjangku, membiarkan beberapa lembar kertas yang bercampur aduk menjadi satu dengan bantal, guling, juga bedcover merah jambu. Aku meraung dan berjerit dalam bisuku tengah malam ini. Aku kesakitan! Aku kesakitan sekali. Bukan aku kehabisan obat penenang atau membutuhkan narkoba, aku bukan pengguna NAPZA. Aku bukan pengguna drugs, namun rasa sakit ini lebih dari sekedar candu. Semua ini karena kejadian tadi sore, kala aku mendapatkan sepucuk surat dari gadis manis nan cantik, dia adik kelasku.

Bukan aku ingin jauh melangkahi mu, kakak. Bukan aku dengan sengaja ingin merusak semua hari-hari mu yang penuh bunga. Bukan aku lancang memporak-porandakan kasih sayang kalian. Namun sungguh aku tak sanggup lagi menahan dan memendam ini semua. Aku biarkan saja tanganku menuliskan surat ini, tanpa melarangnya sama sekali. Aku hanya melarangnya menuliskan kebohongan diatas kertas ini. Mungkin telah lama kakak dengar jika aku menaruh sesuatu perasaan yang berbeda pada kekasih kakak, dan dengan jujur kukatakan bahwa semua itu benar adanya. Aku memang mengagumi kekasihmu kak, dari sisi  manapun itu. Entah sikapnya, cara pandangnya, pemikirannya, dan semua tentangnya yang teramat sempurna. Bukankah kau juga memikirkan seperti apa yang kupikir ini kak? Kita kan mencintai pria yang sama. bedanya, kakak memilikinya, dan aku tidak. Aku hanya bisa melihatnya dari kejauhan, hanya bisa membelainya lewat perantara angin. Sedangkan, kakak bisa melihat setiap lekuk wajahnya yang maha sempurna itu,  dari jarak satu senti bahkan lebih dekatpun bisa. Kakak bisa setiap hari mencium aroma parfum masculine nya, dan bahkan bisa memeluk dia erat tanpa pernah melepasnya. Tuhaaaaan, aku ingin menjerit. Aku cemburu sekali. Sangat-sangat cemburu dan iri. Kenapa kakak begitu beruntung? Sedang  aku, hanya bisa  menyalahkan takdir dan waktu. Kenapa waktu yang tidak lebih dulu mempertemukan ku dengannya?
Kakak mungkin akan berpikir aku teramat kurang ajar, berani berkata seperti ini, berani memuji kekasih mu kak, dengan berlebihan. Namun kurasa inilah yang terbaik yang harus kulakukan. Kupikir, akan lebih baik jika kakak mengetahui ini semua, daripada aku mengirimkan surat cintaku pada lelaki yang amat ku kagumi itu. Kak, aku mencintai kekasihmu. Dosakah aku? Kak, biarkanlah aku menyukainya, hanya menyukainya, aku janji takkan lebih. aku aneh, namun ini sungguh kenyataan! Aku memang gila, iya. Maafkan aku kak.

____________Semua kalimat gadis itu masih teringat dalam memori otakku. Bukan perasaan nya pada kekasih ku yang menjadikan aku semurung dan sesedih ini. Segalau dan sesakit ini. Bukan pula karena keberanian nya mengirim surat itu padaku. Tapi lebih pada apa yang ia rasakan, adalah sama seperti yang aku rasakan dulu.
Ya, aku mencintai pria lain, bukan kekasihku yang sekarang. Aku mencintai orang lain.
Dan benar gadis ini membangkitkan memoriku lagi.  Kembali menyadarkanku, bahwa aku tak pernah mencintai yang kini menjadi milikku. Sepertinya dia salah besar jika menebak aku berpikiran sama dengannya? Aku tak pernah merasa dia sempurna, karena dimataku, tak ada yang lebih sempurna dari cintaku yang lalu, yang mungkin masih tertunda itu. /hamidah

11 Februari 2012

lapar kehausan

aku sedang kelaparan! kelaparan iman dan kejujuran. aku membenci setiap apa tentang diriku sendiri. aku sedang kehausan! kehausan petunjuk dan jalan terang. semua menjelma gelap gulita tanpa keterangan. dimanakah aku berada? aku salah mendaratkan badan. tempat ini teramat asing, Tuhan/hamidah 11feb 2012

Bimbang tak berimbang

memang bukan kejujuran yang sedang kutulis. aku bahkan selalu menuliskan kebohongan dan dusta kian ganas meliputi sekujur gerak pikir dan hidupku. aku memang bukan nabi, malaikat, apalagi Tuhan. hanya makhluk kecil yang didamparkan Tuhan kerahim ibuku dan menua seiring berjalannya waktu.
akupun tak sadar dan tak mengingat apapun, kala aku berusia satu hari, satu bulan, enam bulan, satu atau dua tahun. satu-satunya kenangan masa kecil yang bisa kuingat hanya tentang telur asin yang pecah ketika kumasukkan dalam kantong baju kesayangan ku. kepolosan dulu begitu kental, namun kini semakin memudar dan nampaknya mulai menghilang. sekarang semua penuh kepura-puraan.
kapankah aku bisa mengembalikan kejujuran, kepolosan, dan kebodohan itu? kebodohan dan ketidaktahu-an akan dusta, hingga aku takkan melakukannya. 
dusta kini menjadi kawan, menjadi sahabat dan teman tidur malam. dia mengejar ku kemanapun aku pergi dan melangkah. hingga seolah ketika aku mengubur diri dalam liang lahat sempit nan lembab pun dia akan membuntutiku dan meminta pengakuan.
Ku akui dusta dan bohong adalah dosa. manusia mana yang tak mengerti teori itu? walau dalam praktek kehidupan, seolah itu dilupakan dan dianggap saja tak ada.
kemiskinan sedang menimpaku wahai hati yang menjadi tempat menyimpan segala rasa dan prasangka. aku dirundung duka yang mendalam. kejujuran telah padam dan benar-benar telah dimakamkan. aku sendiri yang memakamkan nya. aku sendiri yang membuatnya kelaparan hingga mati busung lapar. aku tak pernah menghiraukannya, hingga dia kekurangan pangan. aku mengkorupsi waktuku untuk memperhatikannya, aku menghianati kejujuran, aku menduakannya dengan menikahi kebohongan. aku menghilang ditelan ke-egoisan dan tuntutan kehidupan. zaman yang merubah pemikiran ataukah aku sendiri yang gila kehebatan? menyulap yang tiada menjadi ada, menjadikan yang tak bisa menjadi bisa. melancarkan yang susah dan meninggikan yang rendah. kurasa, manusia semua ingin mengambil alih kekuasaan Tuhan. menciptakan dan melakukan segala perubahan, dengan jalan pintas hanya satu kedipan.
aku heran. dengan diriku yang ternyata tengah dipermainkan. main-main mari kita main dadu. tinggallah keberuntungan atau kecurangan didalam kehidupan. jika beruntung akan kudapat angka enam, jika kalah akan kudapat angka satu, kemudian ada peluang kecurangan, maka akan kubalik dadu dengan cepat dan tangkas. dan semua akan melihat aku memperoleh bulatan enam. akulah pemenang! akulah sang curang! banggakah diriku? /11feb2012.

perjalanan SMAku

Tidak lebih dari tiga bulan lagi, aku akan menghadapi Ujian Nasional yang selama ini dinobatkan amat angker dan keramat. Tak terasa perjalanan panjangku di bangku SMA akan segera tamat. Seolah baru kemarin pagi aku dan ibuku menjejakkan kaki di gerbang MAN 3 Malang, kemudian mendaftarkan diri sebagai salah satu dari ratusan siswa yang ingin diseleksi. Masih juga teringat jelas kalimat ibuku kala kami berdua membaca pengumuman tentang seleksi masuk siswa baru, nasihat ibuku, dan semua yang harus aku lakukan jika aku ingin diterima menjadi salah satu dari siswa sekolah favorit ini. Kemudian datanglah hari untukku melakukan tes seleksi masuk, sebagai anak yang sadar akan kemampuannya, aku jelas memilih seleksi jalur regular. Singkat cerita, malam itu aku menunggu hasil pengumuman keluar. Dan benar! Namaku tertera disana, dilayar laptop kakakku yang memampang halaman website pengumuman seleksi masuk jalur regular. Aku mengikuti serangkaian kegiatan MOS, dan aku masuk pertama kali di kelas XE, dengan teman sebangku yang baik hati bernama Atikah Nadhifah Fahmi. Kemudian semester dua masuk di kelas bayangan IPS, yaitu XB, kali ini duduk dengan gadis cantik bernama Nabila Mondir. Aku menemukan teman-teman yang sadis, sangar, brutal, dan aku mencintai mereka, mereka kutemukan di kelas XB, kelas anak sosial!
Waktu berjalan tak mau toleran, maunya cepat-cepat saja, sampailah aku dikelas XI ips 2, bersama teman-teman baru dan persaingan baru. semangat bolosku dan kebebasan mainku sedikit berkurang kala aku dikelas ini. Sebab dikelas ini, teman-temanku rajin dan semangat belajarnya tinggi, lets fight, tentu aku tak mau ketinggalan kereta.
NAH! Inilah episode menegangkan mendekati akhir cerita, aku melabuhkan kakiku dikelas XII ips 2. right, semangat belajar harus semakin ditingkatkan.
Akhirnya sampailah disini, disini tetap bersama aku HAMIDAH IZZATU LAILY, dan mimpinya menjadi astronot. Oya? Sejak kapan aku bercita-cita seperti itu? Hahha, tidak, bukan itu cita-citaku. Ada cita-cita besar yang aku inginkan dan tak ingin ku ceritakan, doakan saja terkabul Amin./24 januari2011 18:35

Merampok ala robin hood. Mencontek ala siapa?

Beberapa hari yang lalu aku melihat berita di sebuah stasiun televisi swasta (tv one:red) sedang sibuk membahas tentang seorang perampok asal Riau yang merampok demi tujuan mulia. Ia merampok untuk membantu seorang nenek yang kelaparan, dan tentunya merampok untuk dirinya sendiri, sebagai sang lakon.
Kala video pemeriksaan lelaki paruh baya itu diputar di tv, ia terlihat sedang berjalan menuju ruang pemeriksaan di sebuah kantor polisi dengan berjalan tenang dan senyum bahagia diwajahnya. Mungkin itu benar sebuah senyum kebanggaan karena dia merasa mencuri untuk tujuan mulia, atau mungkin senyum “pura-pura” bangga demi menutupi rasa malu.
Terlepas dari apa yang sedang disenyum kan nya, banyak pendapat malah mencuat mengomentari sikap lelaki itu. Ada yang mengutuk-ngutuk tidak setuju dengan tindakan perampokan yang dilakukannya walau ia berdalih untuk membantu nenek. Bahkan ada pula yang terang-terangan mengatakan setuju dan mengaku salut dengan sikapnya. Salah satunya adalah budayawan Sudjiwo Tedjo, yang juga ikut hadir di studio tv one malam itu. Dia mengatakan ”menurut saya perampokan yang mungkin terinspirasi dari Robin Hood ini jauh lebih mulia ketimbang para koruptor. Korupsi jelas-jelas merampok hak rakyat jelata dengan motif ingin memperkaya diri sendiri, dan korupsi jauh lebih global dampaknya. Contohnya saja korupsi dana anggaran jalan raya, kemudian kualitas jalan raya yang dibangun menjadi buruk, terjadilah kecelakaan dan itu menyebabkan kematian. Contoh lain, korupsi membuat rakyat miskin tidak mendapatkan haknya kemudian dia mati kelaparan. Itu bukan hanya wacana namun kenyataan yang benar-benar sedang terjadi dewasa ini. Sedangkan Robin Hood ala Indonesia ini merampok untuk membantu nenek kelaparan, walau mungkin dia juga menikmati hasil rampokan nya tersebut dalam artian tidak semuanya diberikan pada nenek itu, namun ini hebat.” begitulah kurang lebih opini yang dikemukakan mbah tedjo.
Sekarang, saya yang ingin beropini, namun bukan lagi tentang robin hood sang perampok mulia, namun tentang perampokan yang terjadi dibangku sekolah. Mencontek, jujur atau munafik kita pasti semua sudah paham apa makna kata itu. Tidak ada anak sekolah yang tidak mengerti maksud kata mencontek, ngrepek, menyalin jawaban teman atau apalah itu.
Jika merampok yang dilakukan pria Riau tersebut masih memuat nilai sosial ketimbang para koruptor, apakah mencontek masih juga bisa ditolerir? Masihkah ada seorang seperti sudjiwo tedjo yang akan mendukung kegiatan mencontek? Mungkin dulu tidak, tapi sekarang ada-walau tidak banyak.
Bagi semua orang, baik yang tidak melakukan atau yang melakukan, mencontek adalah hal buruk. Namun praktek mencontek sudah biasa terjadi bahkan semakin dianggap lumrah mulai dari jenjang pendidikan sekolah dasar sampai pada perguruan tinggi.
Bagi sebagian kalangan, mereka begitu menajis-najiskan perlakuan mencontek. Dengan alasan itu bukanlah hasil sendiri, itu tidak mengukur kemampuan diri, dan itu perbuatan curang. Namun justru ada pendapat berbeda yang mencuat mengomentari praktek mencontek.
Mencontek adalah hal biasa, bukan hal yang berlebihan yang perlu dibahas secara menggebu-gebu. Kita tahu mencontek adalah hal curang dan tidak jujur, dan ketidak jujuran akan berdampak pada perilaku individu itu dalam kehidupannya. Mungkin kala dia menjadi pemimpin dia akan berlaku curang dan tidak jujur pula. Namun kembali lagi, kita flashback, siapakah yang salah? Murid ataukah sistem? Sistem yang memaksa murid menjadi insan teladan sempurna yang cerdas dan membanggakan, sedang kemampuan siswa ibaratnya jauh panggang daripada api, namun sistem tak mau peduli.
Ulangan, ujian atau yang semacam itu bukanlah satu-satunya tolak ukur. Kala siswa mencontek dalam ujian atau ulangan, sepertinya itu bukan hanya didasari faktor ingin lulus saja. Jika diselami lebih dalam, maka akan banyak sekali faktor yang menyebabkan ”perilaku kepepet” itu muncul dibenak mereka. mungkin karena faktor pemahaman yang belum rampung, faktor orang tua yang terlalu berharapan besar dan mereka enggan mengecewakan, kemudian masih banyak lagi kemungkinan. Jika seorang murid tersebut mencontek, kemudian dia mencocokkan jawaban temannya dengan soal (tidak serta merta menyalin jawaban), mungkin itu bisa dianggap sebagai salah satu proses belajar. Dia memahami soal dan mengerti jawaban yang benar dari temannya.

Dari perampokan harta menuju perampokan prestasi. Indonesia memang masih dirundung duka kala berbincang masalah jujur dan idealisme. Indonesia masih miskin pendirian walau sudah ada pancasila yang kokoh dijadikan pondasi. Namun apalah arti bangunan yang sempurna jika hanya ada pondasi tanpa ada dinding dan atapnya?
Lagi-lagi semua nya adalah saling berkesinambungan dan tak ada pendahulu juga pengakhirnya. Kegiatan mencontek didasari sistem yang begitu egois dan semena-mena. Tidaklah setiap individu itu sama, mereka ingin melakukan hal mulia (mungkin dalam hatinya) namun tanpa kemampuan yang cukup, maka terjadilah hal seperti perampokan ala robin hood atau mencontek terdesak sistem.
10 februari 2012/19:23 hamidah

kolam susu


Malam ini aku sengaja mendownload lagu lawas milik Koes Plus. Mungkin tak banyak anak muda yang mengenal nama itu, namun lagunya yang berjudul Kolam Susu terdengar sangat menyenangkan di telinga. Musiknya bersemangat dan gembira. Menggambarkan Indonesia yang hebat dan kaya raya. Jika kalian tidak tahu yang mana lagunya, ingat saja salah satu lagu yang dinyanyikan Denada untuk sponsor kuku bima.
Berikut adalah lirik lagunya :
Bukan lautan hanya kolam susu
Kail dan jala cukup menghidupimu
Tiada badai tiada topan kau temui
Ikan dan udang menghampiri dirimu
Orang bilang tanah kita tanah surga
Tongkat, kayu dan batu jadi tanaman.
Bagaimana menurut kalian? Sangat sangat bagus kan!
Namun ketika pertama mendengar lagu ini, aku malah gigit bibir. Getir dan menyedihkan!
Hahaha, ternyata apa yang dinyanyikan koes plus kini malah berkebalikan.
Kenyataannya, Indonesia bukan lagi kolam susu, namun telah menjadi kolam nila.
Kini, kail dan jala jelas takkan mampu menghidupi, karena perahu penyamun dari negeri lain telah legal menjelajah dan memanen kekayaan laut kita.
Dan sekarang, badai dan topan sudah mulai menjadi sahabat, bukan? Kalaupun bukan badai sungguhan, namun badai kebodohan dan topan kebohongan sepertinya sudah seperti nasi dan lauk.
Orang tak lagi bilang tanah kita tanah surga, hanya sebagian kecil yang mengatakannya, dan itu bukan untuk seluruh indonesia. Mungkin hanya untuk Bali sang Pulau Dewata yang memang surga nya turis dan bule berduit.
Bahkan lirik yang satu ini juga sudah tidak. Tongkat, batu dan kayu jadi tanaman. Mana bisa? Jangankan tanah biasa, tanah sawah yang subur saja sudah terendam lumpur dan membusuk berujung sengketa dan penggusuran. Mau dimana rakyat jelata menancapkan hasil bumi, jika semua lahan sudah disulap menjadi real estate dan perumahan mewah yang memboyong arsitek handal dari negeri orang.
Benarkah syair lagu Koes Plus akan tinggal kenangan? Tidakkah bisa diulang, kala Indonesia masih berjaya dengan kemandirian dan kehebatan zamrud khatulistiwa nya? Negeri Kolam susu dan Tanah surga, kembalilah. 21:27/25 januari 2012.