30 Desember 2011

men are from mars, women are from venus.
Boy, you're an alien-katy perry
katyperry@jakarta 19 januari 2012

struggle=perjuangan


Kurapatkan nafasku.
Kusiapakan segala mimpiku.
Entah musnah dijalan.
Atau Tuhan mengabulkan.
Aku tak tahu.
Hidup adalah misteri kawan,
Saat kau tunjuk baik ternyata adalah yang jahat
Saat yang kau kata surga ternyata justru itulah neraka.
Kita, sedang bersama-sama memecahkan misteri kehidupan.
Bukan dengan mantra, bukan pula dengan angan
Tapi dengan perjuangan/hamidah

28 Desember 2011

cerpen "Sori, Eka"

-->
Hari ini matahari seolah terlalu bersemangat. Terik dan panasnya menggigit kulit dan seluruh tubuh kami. Ditambah sepanjang hari harus kami lewatkan dengan upacara pembukaan pekan olahraga dilapangan sekolah.  
Ujian sekolah yang baru usai dua hari lalu lantas membawa kami harus disibukkan dengan kegiatan class meeting bertumpuk-tumpuk. Selama ini class meeting hanyalah dianggap sebagai serangkaian kegiatan adu pemenang. Sama sekali tiada minat bagi penghuni bangku-bangku SMA ini. Tapi bagiku, lain lagi. justru class meeting seperti ini akan menjadi momen terindah, yang selalu kunanti-nantikan. Apalagi tema class meeting kali ini adalah pekan olahraga. Dan yup, tak salah dan tak lain adalah sepak bola. Satu-satunya cabang olahraga yang amat kuminati. Karena akan kutemukan sosok pria idamanku disana.

Kupandangi lelaki yang sedang membawa dua buku tulis ditangan nya itu. Dia berjalan dari ujung sana, keluar dari kantor guru. Dengan mukanya yang kesal, dia semakin terlihat manis saja. Langkahnya yang tegap pas dengan porsi tinggi badan nya, dia mengacak-acak rambut nya, masih terlihat dengan kesal.

Nyaris saja jantungku lepas dari tempatnya, saat lelaki itu lewat di depan ku. Oh Tuhan, dia bisa membunuhku dengan ketampanan nya. Dia-lah, Eka, kelas 11 SMA satu angkatan dengan ku, anak jurusan IPA, penjaga gawang yang handal, dan prestasinya dalam sepak bola yang tak perlu diragukan lagi.

”Kenape lu?” tanya seorang lelaki yang sedari tadi menunggui Eka keluar dari kantor.

”Tau ah, merah lagi nilai gue” Indra menepukkan buku tulis itu ke punggung temannya. Kalau tak salah nama temannya itu adalah Gio.

”Emang pernah ya nilai loe item? Udah kayak pelangi aja tuh raport lu, hahaha” ledakan tawa dari Gio.

”Sialan, haha” Indra terlihat menginjak kaki temannya, lalu tertawa dan mengulang gayanya yang tadi, ’mengacak rambutnya’.  

Aku masih memperhatikan mereka yang berjalan jauh disana. 
Tuhan... dia benar-benar lelaki. Lelakinya lelaki. Sungguh! Belum lagi ketika dia berdiri didepan gawang dengan kostum kipernya, bernomor punggung satu. Ditambah dengan sarung tangan kiper, dia mengawasi jalannya bola yang mengancam gawang, dengan kedua matanya yang seperti elang. Gila, gila, gila, gila. Sejak kapan aku menjadi pengagum rahasia yang sudah stadium empat seperti ini? Tuhan, aku salah mencintainya, aku salah menyukai nya terlebih dulu. Kodrat ku sebagai wanita adalah menunggu. Akh, Eka, sori.. gue suka sama lo.
hamidah izzatu laily/cuma fiksi belaka hehehe

26 Desember 2011

L I B U R    telah    T I B A !!! horeee hore horeeey

Ababil = ABG labil

Remaja ABG itu emang sarat banget dengan kesan labil. yeah all right, namanya juga masa transisi. Masa alay dan masa egois sedang gencar-gencarnya menguasai diri kiti (para ABG). Dan ternyata ABG bukan cuman mencakup warga SMA doang ya, anak kuliahan pun masih banyak yang dikata ABG. Utamanya mereka yang masih semester awal, yang udah mau skripsi mah udah bisa dikata masuk kategori dewasa. Okelah kalo begitu, kita akui saja diri kita labil. Dengan bukti-bukti sebagai berikut :
  1. sikap alay yang contoh mudahnya digambarkan dalam gaya sms.
  2. egois setengah mati.
  3. ogah banget mengucap kata maaf.
  4. tidak mau memulai sesuatu, karena gengsi.
  5. menyikapi masalah dengan menggebu-gebu dan membara.
  6. ingin menjadi yang nomor satu tapi dengan cara instan.
  7. This is the last but very important, ini dia…. Jeng jeng,,, SERING GALAU. Iya kagak?
Gak terasa sebentar lagi para kawula muda yang udah menginjak kelas 3 SMA, kita udah bakalan lepas baju. Eits, jangan netting, lepas baju abu-abu putih ganti dengan baju bebas atau katakanlah almamater universitas. Wuuui, udah berasa kita dewasa banget ya. Iyahh, waktu melesat amat cepat seperti smash-an taufik hidayat waktu main bulu tangkis.
Oke, selamat menjalani hari-hari akhir mu di bangku SMA (yang kadang alay, menyebalkan, memuakkan, menjenuhkan, dan kadang juga asik sih hehe), dan juga sampai jumpa nanti, dibangku kuliah.
Lets make a movement, from galau to wisdom (kayak salah satu episodenya mario teguh-golden ways hehe)

25 Desember 2011

(copy: weheartit.com)

kisah SMA


Kisah SMA, masa dimana jiwa seorang remaja sedang labil-labil nya. Masa konflik, brutal, ingin bebas, tak mau dikekang, namun juga tuntutan sekolah, belajar, cita-cita, masa depan, semua sedang bercampur menjadi satu.
Siapa yang kuat, dia akan mencapai cita nya. Dan siapa yang lemah dan kalah, dia hanya akan mencapai masa ter’bejat’nya.
SMA, selama ini hanya dipandang dari sisi hura-hura, foya-foya, sisi cinta, dan sisi hepinya yang seolah tidak berujung dan tak ada habisnya diceritakan. Padahal sebenarnya, banyak hal lain yang jauh lebih penting dibahas dan diceritakan dibanding dengan bahasan tentang cinta-cinta dan monyet-monyetnya itu.
Iya, memang benar jika masa SMA itu menyenangkan. Bukan berarti aku akan menyoroti bahwa SMA adalah masa yang buruk atau suram, tidak. Disinilah akan sedikit kuungkapkan, sisi dibalik dunia remaja yang sarat akan kebrutalan, kerusakan moral, kebejatan tingkah laku, hancurnya adat ketimuran, dan lunturnya rasa kekeluargaan.
Yang mereka percaya hanyalah teman, yang mereka panut adalah ajaran kawan. Yang mereka benci adalah musuh, dan yang mereka takuti adalah lawan. Sudah tak ada peran orang tua, hilang sudah peran keluarga. Tuhan dan kewajiban beragama menjadi yang nomor sekian, apalagi guru dan orang tua.
Sekolah, bukan lagi bermakna tempat untuk mencari ilmu, tapi tempat untuk mencari kawan, lawan, dan pacar. Mereka sekolah untuk bercanda, mereka sekolah untuk berkumpul dengan komplotannya. Sekolah bukan lagi bermakna tempat menuntut ilmu, tapi tempat untuk menuntut hak kebebasan. Mereka hanya pandai bergurau, mereka hanya handal terbahak. Sekolah seperti bukan tempat pencetak generasi penerus bangsa yang baik, namun dialih artikan sebagai tempat pencetak preman dengan skill merokok, minum dan berkelahi yang mumpuni.
Inikah generasi Indonesia yang selanjutnya? Dimana hati-hati mereka? Sudahkah mereka menyisihkan waktu sejenak disela gelak tawa mereka untuk mengingat Tuhan? Untuk mengingat orang tua yang tak pernah lelah mengingatnya, memikirkannya, dan bekerja untuk mereka?
Dimana Indonesia? Dimana nafas-nafas penerus Bangsa Indonesia yang kita idamkan, yang kita impikan, dan kita nantikan? Dimana pemuda indonesia? Mereka kah? Yang dengan seragam abu-abu putih mereka sedang bermain-main diwarung saat jam sekolah berlangsung. Yang sedang asyik dengan puntung-puntung rokok mereka. Sedang sibuk dengan merk-merk rokok mahalnya.
Mereka kah Indonesia? Yang tanpa rasa bersalah meninggalkan keluarganya hanya demi berkumpul dengan kumpulannya bak bebek sawah yang selalu diributkan dengan kekayaan, motor, mobil, pacar, merk tas, merk sepatu, minuman keras, dan tawuran. Mereka kah Indonesia? Yang brutal, yang rusak, yang kacau, liar, mengenaskan, dan tragis?
Pasti suatu saat mereka pernah berpikir. Mereka tak bangga menjadi diri mereka yang brutal, rusak, dan lain sebagainya. Pasti suatu waktu, mereka merasa.. jenuh dengan mereka yang hanya pembuat onar. Pasti sesekali, terlintas di benak mereka.. mungkin untuk melakukan kebajikan.. mungkin untuk melakukan perubahan

Mereka bilang, mereka ingin hidup yang lebih berwarna, yang tak monoton, dan tak itu-itu saja. Padahal bukan begitu kawan caranya mencari hidup berwarna dan tak monoton. Bukan dengan membebaskan diri dengan bebas sebebas-bebasnya yang tanpa kontrol. Jangan berpikiran sempit, karena dunia masih begitu luasnya. Mereka pikir dengan pergaulan yang penuh brutal tanpa aturan, mereka merasa nyaman dan akan menemukan nikmatnya kehidupan, karena tidak akan ada yang melarang, menasihati, dan memarahi mereka. Semua free, bahkan kawan-kawannya akan mendukung 100% apapun kebejatan yang mereka lakukan.
Tapi tidak, bukan itu makna hidup berwarna yang sesungguhnya. Kalian tidak tahu. Bukan itu juga yang dimaksud kawan sejati. Kalian pikir kawan sejati adalah kawan yang solid, yang selalu pro dengan segala apa yang kita lakukan. Musuh satu orang adalah musuh semuanya juga. Masalah satu orang adalah masalah semua juga. Bahkan tawuran satu orang, maka tawuranlah semuanya juga. Begitukah menurut kalian makna solidaritas?
Suatu saat kita akan sama-sama tahu. Iya, kalian tak salah jika masih berpikiran dangkal. Pantas jika kalian masih memiliki paradigma seperti itu. Tidak bisa dipungkiri, memang berada ditengah-tengah mereka yang sejiwa dengan kita itu menyenangkan. Tapi itu tak selamanya benar.
Mungkin kalian sekarang tak paham, mungkin kalian sekarang belum mengerti. Tapi suatu saat kalian akan mengetahui, bahwa hidup bukan hanya dinilai dari sisi seberapa monoton atau berwarna nya. Tapi dari kualitas dan bobot nya.
Ingatlah, masa depan kalian masih jauh disana. Citamu membumbung tinggi diangkasa. Tidakkah kalian kasihan, dia sedang menunggu? Menunggu kalian raih dan gapai. Tataplah, masih ada jalan yang terang, tidak semuanya hitam legam, lantas kenapa kalian memilih yang gelap seolah sudah kehabisan pilihan.
Ayolah generasi muda, Indonesia sedang menunggu kalian bangkit. Indonesia sedang menunggu kalian dimasa depan. Perjuangan bangsa ada dipundak kalian, kepada siapa lagi Indonesia bertamak dan berharap jika bukan pada para pemudanya?
Apakah selamanya kalian ingin menjadi budak dan babu?
Masa muda bukanlah sekedar masa untuk berfoya-foya. Bukan sekedar masa yang sambil lalu dilewatkan begitu saja. Masa muda adalah masa perjuangan, masa dari kanak menuju dewasa. Bukalah pikiran kalian. Rokok, minuman keras, kekayaan, semuanya takkan berharga. Perjuangan kalianlah yang akan sangat diharapkan dan dinantikan.
Untuk Indonesia, bangkitlah kawan!

Hamidah Izzatu Laily/Aku tahu, aku mendengar dan aku mengerti. Pasti mereka inginkan perubahan baik.Karena akulah bagian dari SMA

anarchy in the dark soul

19 Desember 2011

etc

(confused.jpg)

ketika pemimpin meluapkan curahan hatinya pada rakyat yang men-dikte mereka


Tolong, sekali-kali dengarkanlah demo kami.
Kami lelah mendengar demo kalian. Bagaimana jika kita tukar posisi sebentar.
Kita memang bukanlah malaikat.
Siapa bilang kita malaikat? Siapa yang bilang kita tak doyan dosa?
Siapa kata kita putih, mungkin saja kita abu-abu atau bahkan hitam?
Kita tentu tak ingin menjadi begini, kita tak minta semua menjelma remang dan tak ada kejelasan.
Kita memang hanya manusia biasa, yang pasti tergiur kala melihat setumpuk rejeki sedang menari-nari diatas meja kerja.
Kita tentu bukan malaikat, dan siapa pula yang mau menjadi iblis?
Kita tak minta, dan Tuhan juga tak ikut campur dalam acara pemilihan jalan hidup.
Ia hanya mengiyakan minta kita, dan kemudian mengganjarnya.
Siapa bilang kita kebal? Kita juga penakut. Sama seperti ulama atau sufi kita takut dengan dosa.
Kita juga terkadang bergidik membayangkan neraka, namun apalah daya kala iblis membisikkan suatu rahasia dusta ditelinga kami “tenanglah, api neraka sudah padam. Kau aman!”
Seketika kami bertindak mendholimi kalian.
Aku benci menjadi begini, kita semua benci menjadi keparat yang kalian maki-maki, tapi apalah daya….aku bukanlah malaikat.
Coba, sekali-kali rasakan menjadi kami. Apakah yang akan muncul dibenakmu?
Kutanya kalian, karena kalian mengumpatiku yang tergolek tak berdaya dibudak nafsu.
(lolongan pemimpin negri dalam dusta yang tak tak kunjung henti)
5:53pm/27 november 2011

purnama mengembang


Tahukah kau wahai purnama yang mengembang menyinari jagat hidupku
Yang dengan rajin dan setia menunggui datangnya rengkuhan dewasa dan meminta janji pelaminan.
Aku tahu, itu sungguh jauh dari kenyataan sekarang.
Pelayaran samudra masih panjang dan akan banyak bajak laut dan berjuta badai ditengah gelombang lautan.
Tahukah kau wahai yang sedari dulu aku cintai dan kini menjadi kenyataan?
Aku meminta kamu disetiap sembulan doa ku diiringi air mata ketakutan dan ketamakan pada Tuhan. Meminta belas kasihan agar segera Ia berikan pengisi ditengah gurun hati yang mengosong dan kering kerontang.
Tahukan kau wahai purnama? Aku memang terlalu berlebihan memuja mu bagaikan menkeramatkan Dewa.
Terkadang purnama memang akan menjelma bulan sabit yang jauh dari sempurna, yang akan sangat sakit kala sabit itu menusuk-nusuk jantung hatimu.
Tapi akan ku tunggu sayang, sampai waktu nya kan tiba, saat kau kembali menjadi purnama. Dan begitu selamanya :)
19:43/07desember2011/hamidahAtHerBedroom

3 Desember 2011

what's the matter?

I can't write, I have no idea
I'm poor notion
I can't do anything that I always do
what's burden me
?/11:11am Saturday, December 03, 2011

welcome to DESEMBER

tumblr_lvlhlzoqAp1qdcsnbo1_500_large.jpg/weheartit.com
now, I'm standing on Desember.

I'm feeling happy. because I'll close my year, my day, and my time in 2011 which is very incredible!

I never thought, that I would meet with year like 2011.

i love 2011,