19 Juli 2012

when the rain falls and make me so wet

aku lelah menggalau, kuhabiskan waktuku berbulan bulan diam ditengah kenyataan yang membodohi.
kenapa aku merindu disaat jauh namun berperang saat dekat?
adakah yang salah diantara kita?
aku selalu berusaha membuka lebar pintu maaf dan mengunci rapat bingkai dendam. namun apa kau pikir aku ini malaikat, atau bahkan kau pikir aku ini badak dungu yang hanya melongo tak berperasaan dan sama sekali tak marah kala kau lempari dengan botol bekas minuman di kebun binatang? aku juga kecewa, kau pikir aku biasa saja ketika melihatmu berkelakuan sekonyol itu padaku, sedingin dan mungkin se-aneh- itu padaku. aku juga pasti sempat berpikir, apa yang sedang menguasai otakmu hingga kau terlupa bahwa kita ini berhubungan baik sebelumnya? apa yang sedang berputar di nurani mu sampai-sampai kau amnesia bahwa kita pernah tertawa dan melepas segala penat bersama?
setiap hari aku tak pernah lupa menyebut nama Tuhan, namun parahnya kenapa aku juga tak pernah lupa mengingat namamu? aku takut Tuhan akan membenciku kala tahu aku berlebihan menyukaimu.
namun bisakah semua kembali terulang? saat kita tidak ada perdebatan dan perbedaan.
namun bisakah kau kembali padaku dengan senyuman hangat dan penuh persahabatan.
tak pula seperti kau kini yang terus berusaha menciptakan perbedaan demi perbedaan pendapat dan diskusi yang kurasa tak ada titik temu. hentikan omong kosong ini, aku mencintaimu bukan karena kau handal berdebat dan interupsi, aku mencintaimu bukan pula karena kau kritis dan skeptis, apalah itu terserah.. bisakah kau kembali padaku dengan lembut dan santun, dengan ramah dan riang, marilah kibarkan bendera perdamaian, maka sungguh akan kusambut dengan benang persahabatan. kita rajut kembali kesungguhan pertemanan. jikalau akhirnya kita memang tak jodoh, itu bukanlah masalah, karena setidaknya kita telah melewati seluruh proses itu dengan baik, tanpa dendam, tanpa kecewa, tanpa marah, tanpa ego, tanpa kekerasan, dan tanpa kemunafikan/19 juli 2012

5 Juli 2012

ijab kabul rembulan

semalam aku menyaksikan lagi pertunjukkan mendrama diperbatasan langit timur.
ya, mungkin bukan hanya aku yang menjadi saksi penyatuan mengharukan yang ku sebut ijab kabul bulan dan langit.
perpaduan serasi dalam rintih dingin yang membuat iri para makhluk tak berpendamping.
bulan merona disana, entah tersipu atau apa, dengan tindak tanduk langit yang terlalu mengagungkan nya. membuatnya seolah benda paling sempurna diseluruh jagat raya.
ya, mungkin bukan hanya aku yang menjadi saksi. karena kuyakin dibalik bukit sana banyak gendang sedang ditabuh, banyak tarian sedang menunjam tanah-tanah basah, dan banyak pula senyum rakyat desa yang bahagia "padang bulan" telah tiba.
karena kuyakin, dibalik bukit sana kau juga melihatnya, perjodohan yang direstui Tuhan, alam, dan seluruh makhluknya. tak pula seperti kita berdua.
siapakah orang yang hendak mencerca ke-maha sempurna-an adegan ini?
adegan malam dan sang bulan purnama.

hamidah/5 juli 2012, nisfu sya'ban