Pagi tadi aku memasuki kelas Komunikasi dan Isu Kontemporer,
dengan dosennya Mbak Gilang. Ada beberapa isu-isu komunikasi terkini yang
disampaikan oleh dosen kami, namun ada satu topik yang begitu menarik
perhatianku yakni “Isu Privasi di Era Digital”. Banyak dari kita yang sepakat
bahwa privasi kita saat ini sedang diperjualbelikan dalam bentuk data: oleh
Facebook (yang saat ini saya gunakan) maupun oleh aplikasi-aplikasi milik
google seperti Google Maps dan lain sebagainya.
Kita nyaris tidak memiliki privasi, sebab google maps akan
tau dimana kita berada jam ini hari ini detik ini, bahkan dengan siapa dan
dimana, hanya ketika kita menyalakan GPS kita atau share foto yang menandakan
lokasi.
Kita memang tidak bisa lepas dari teknologi berikut
aplikasi-aplikasinya, namun yang tetap bisa kita lakukan adalah bijak dalam
bermedia dan berteknologi. Usahakan memperluas pengetahuan mengenai dampak
penggunaan teknologi yang berlebihan, karena sejatinya teknologilah yang harus
kita kendalikan bukan kita yang dikendalikan teknologi. Selain itu, lebih
berhati-hati dalam memposting foto (bijak memilih mana yang layak di posting
dan mana yang tidak), dan berbagai upaya bijak bermedia yang lainnya.
Menurut Mbak Gilang, orang Indonesia cenderung tidak
mementingkan privasi. Hal sesederhana pintu kamar tidur di rumah, hampir semua
dari kita sepakat jika tidak ada yang mengunci pintu kamar tidur. Begitu pula
dengan adanya fakta google maps yang terlalu tau privasi penggunanya, kita juga
cenderung tidak mempermasalahkannya dan lebih memilih bersikap “ah yaudahlah
orang cuma tau aku makan dimana, orang cuma tau akan pergi sama siapa”, dan cuma-cuma
lainnya yang kita anggap angin lalu. Namun tahukah kita, ketika kita tidak
memiliki privasi sedikitpun, kejahatan bisa mengintai kita kapan saja, orang
yang (misalnya) hendak berbuat jahat dengan kita akan segera tau kita sedang
jalan-jalan di Kota X sesaat setelah kita posting. Atau taukah kita kenapa
seringkali muncul suggestion atau iklan-iklan tidak jelas di akun facebook kita
sesuai dengan bidang / minat yang kita sukai, karena facebook sudah tau kita
siapa, apa yang kita butuhkan, dan data kita dijual kepada produsen yang
menghasilkan barang/jasa yang kita minati. Alhasil, kita dijejali dengan iklan
yang itu-itu saja, membuat kita tergoda membeli, dst