Dunia maya membuat kita makin
menjadi-jadi. Satu kali posting, menambah was-was berkali-kali lipat. Mengecek lagi
postingan, memastikan ada yang like, comment, atau segala perlakuan media sosial
lainnya.
Ditambah lagi ada fitur ask me. Semiskin
itu kah sampai mengiba dan mengemis perhatian dan pertanyaan. Didikan apa yang
sejatinya sedang coba dilakukan media sosial masa kini.
Tak berhenti sampai di situ, masih
ada pula yang mengemis “tell me 3 facts about me”. Ya Allah.... rasa-rasanya
sungguh gemas. Kalau kata orang jogja barangkali dengan logat khasnya “Njuk
Ngopo”...... untuk apa menanyakan diri sendiri ke orang lain, kan yang
lebih tahu tentang dirimu yang kamu sendiri. Bahkan orang bijak mengatakan “Barang siapa yang mengenal dirinya, maka dia akan mengenal
Tuhannya.”
Lalu, masih ada lagi yang berdalih...
“Kan menanyakan pendapat orang lain terhadap diri kita bisa jadi bahan koreksi
diri”
Untuk menjawab dalih tersebut hanya
bisa dengan pertanyaan lagi, yakni... “Oya... bisa jadi bahan koreksi diri? Lalu
apakah iya, facts-facts about me yang dibuat teman-teman instagram mu itu
jujur?” Mana ada hari gini orang yang hanya sebatas teman ig tak terlalu dekat
mau komentar dengan jujur mengenai kekurangan dan kelebihanmu. Yang ada...
mereka akan memposting segala kebaikanmu dan kemudian kamu akan memposting
balik kebaikan mereka yang kamu buat-buat itu. Oh.... poor you are. Para pendulang
pujian. Sebegitu sepinya kah kalian dari pujian hingga mengaisnya ke sana ke
mari. Tidakkah ibu, ayah, atau saudara-saudaramu memberikan pujian tulus yang
berarti di rumah sana?
Ayolah... menjadi sedikit berkelas. Berhenti
menjadi pendulang pujian. Itu hanya menunjukkan dirimu haus kasih sayang. Di dunia
nyata tak sebahagia itu ya lalu lari ke dunia maya? Hmm.