14 September 2012

si perut buncit dan pemimpin yang cacat

aku tak sedang menertawakan ketidakberdayaan.
aku bukan menertawakan perut-perut yang membuncit kelaparan. .
aku sedang menertawakan para perut buncit kekenyangan.
merekalah pemimpin-pemimpin yang cacat.
orang cacat yang sengaja dibiarkan memimpin rakyat normal yang akhirnyapun ikut menjelma cacat karena keadaan yang menghimpit kenormalan.
pemimpin cacat itu tak punya mata,
mereka buta karena tak bisa melihat rakyatnya mengais sampah, dan berharap menemukan sebungkus roti yang terlupa dibuang oleh seorang saudagar kaya.
mereka tuli karena lupa dimana meletakkan telinga, dikantong celana ataukah disaku jasnya?
mereka tak mendengar jerit tangis rakyatnya yang kembang kempis mencari sela dari kehidupan agar tetap bisa bernafas.
mereka bisu, tak bisa bicara, terutama ketika dimintai saran dan pertanggung jawaban rakyat yang konon telah menaruh amanat dan harapan besar pada sosoknya.
merekalah pemimpin yang cacat, yang perutnya nampak sama buncit dengan rakyat, namun sesungguhnya berbeda.

hamidah 14 september 2012.
yang merasa silahkan introspeksi, yang tidak merasa, diamlah, walau perutmu sama buncitnya!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagaimana menurut anda? What do you think?