29 Juli 2013

Ketika orang ketiga bicara

"Ya okelah oke oke....
Belum waktunya aku dapat! Oke...
Setiap orang punya masa lalu, mungkin itu juga masa depanmu.
Sudahlah, behenti berharap. Stalking gak jelas sedangkan dia aja Big No sama kamu.
Ah kamu gak berubah, selalu pungguk merindukan rembulan. Ah, sama sekali gak berubah."

Aku meringkuk di balik bantal piglet ku, adegan ftv ini selalu menjadi pilihanku ketika mulai galau. Ini karena seharian aku menjelajah dunia maya, sosial media, dan media media bajingan lainnya,
Ah! Aku menggurutu lagi, entah menggerutui siapa, menggerutui waktu, Tuhan, kesempatn yang tak jua berpihak padaku, atau padaku sendiri yang nampaknya lebih pantas digerutui.

Oh tidak, menyukai kakak tingkat dan dia memiliki special relation dengan teman seangkatanmu. Mereka tidak pacaran! Hei, justru karena mereka tidak pacaran itulah yang membuatku terusik dan hatiku terus meronta menjajar harapan demi harapan, khayalan demi khayalan, mimpi demi mimpi, dan BUK... aku harus jatuh lagi. Menyedihkan,
Kenapa mereka berdua tak pacaran sekalian? Mengapa harus Hts-an, itu hanya membuka celah setan setan sepertiku untuk menganggu hubungan kalian.
Aku tak tahan menjadi orang ketiga, sekalipun sesungguhnya tak pernah ada yang menobatkan aku sebagai pihak ketiga, bahkan aku sendiri yang menyebutku begitu. Terlalu menyedihkan bukan, ketika kau mencinta tapi tak ada yang tahu, ketika kau merindu tapi tak terbalas, hendak siapakah yang membalas, sedang surat saja tak kunjung kau kirim,

"Wahai pecundang ketiga, berhentilah menggumam dari balik bilik tua itu. Kalau ingin dapat, keluarlah. Kalau tidak, yasudah tidurlah... bukankah nampaknya mimpimu jauh lebih mempesona penuh gelora kasih dibanding kenyataan yang miskin belai cinta.
Bercumbulah dengan bayang, kau tak dosa, kau pun tak mengusik siapa.
Bercumbulah dengan bayang, mudamu tak harus dinikmati dengan menjadi yang ketiga,
Kau layak menjadi yang pertama, mengapa hrus mendaftar untuk menjadi peserta kedua ketiga dan seterusnya. Hentikan langkahmu," Bisik wanita ketiga.

Ketika orang ketiga bicara, itu hanya akan menjadi percakapan dengan diri sendiri. Segala protes dan problema yang menyeruak dalam dada, hanya deritanya. Ketika orang ketiga bicara, dia akan bicara ditengah percakapan orang pertama dan orang kedua, dan itu akan sangat menyakitkan jika keduanya saling sibuk sendiri dan tak ada yang mendengar suara orang ketiga.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagaimana menurut anda? What do you think?