27 Juli 2016

3 hari 2 malam di Khon Kaen, Thailand

Akhir pekan ini thailand akan bonus liburan panjang sebab perayaan hari budha selama 5 hari. Awalnya tak hendak pergi kemana-mana dan berencana stay di Chong Mek saja selama 5 hari dan jalan-jalan dengan Mr.Tok juga adik2 di rumah host family.
Tapi rencana tersebut urung digantikan dengan niatan menuju Khon Kaen bersama Mastura, teman sesama mahasiswa yang kukenal kala sholat idul fitri pekan lalu di Masjid Albaitullah - Ubon.
Perjalanan yang cukup panjang menuju Khon Kaen kami tempuh menggunakan bus. Kami bertiga (saya, Mastura, dan Merna) pun menjejakkan kaki di terminal bus Khon Kaen menjelang siang. Selanjutnya Mastura ajak kami naik taksi untuk makan siang terlebih dahulu di Thai Muslim Halal Food, terletak satu lokasi dengan big market di Khon Kaen. 
Thai Muslim Halal Food :)

Pertama kalinya saya memastikan bisa membeli makanan 100% halal di sini, sebab selama ini saya selalu merasa tak yakin dengan semua yang saya makan sehingga tak jarang lebih memilih roti.
Selanjutnya kami menuju asrama tempat tinggal Mastura selama belajar di Khon Karn University. Kami beristirahat sejenak sambil menunggu maghrib tiba kemudian memutuskan untuk makan bersama dan bertemu rekan-rekan Mastura sesama muslim. 
Kami bertemu 2 rekannya yang berasal dari Yala (daerah perbatasan Thailand dan Malaysia, yakni Thailand Selatan, yang memang didominasi kaum muslim). 
Perbincangan kami makin lengkap kala datang Yee (rekan Mastura juga yang baru masuk islam Ramadhan lalu). Ia ceritakan kisahnya sampai berderai air mata dan mengundang haru juga di pelupuk mata kami. Ia ceritakan bahwa menemukan hidayah ini sungguhlah sulit. Ia harus bersitegang dengan Ibu dan neneknya dan tidak saling bicara selama 4 bulan. Ia sadari mungkin itu adalah bagian dari ujian Allah yang ingin mengetahui keseriusannya dalam memilih agama islam. 
Ia telah banyak mempelajari islam selama 7 bulan, hingga pada malam akhir bulan Ramadhan dia ceritakan bahwa hatinya bergetar sungguh hebat dan ada sesuatu yang membuatnya sungguh yakin mengucapkan syahadat kala itu juga. Baginya mengucap syahadat adalah perubahan besar dalam hidupnya, bahkan ia mengibaratkan itu lebih luar biasa daripada perasaan wanita yang dilamar seorang lelaki.
Mendengar kisah Yee menjadikan saya mengernyitkan kening dan menengok ke muka saya sendiri. Apa yang kamu rasakan ketika mengucap syahadat, Hamidah? 
Saya terlahir dari keluarga muslim, kakek nenek saya dan seluruh nasab saya adalah muslim. Bahkan Indonesia memang mayoritas muslim, tak pernah sekalipun saya kesulitan menemukan masjid untuk shalat 5 waktu, pun shalat sunnah. 
Seharusnya keimanan saya lebih baik dari mualaf yang baru faham islam kurang dari 1 tahun, seharusnya saya sholat di Indonesia lebih tepat waktu daripada mereka disini yang kesulitan menemukan masjid.
Perjalanan akhir pekan saya di Khon Kaen ditutup dengan jalan-jalan di walking street, sekedar untuk merenggangkan kaki setelah duduk sekian jam di bus dan mendengarkan cerita haru dari Yee. 
Pilihan tepat menghabiskan waktu di Khon Kaen dan bertemu kalian, terimakasih rekan-rekan :)

ini waktu pertama makan malam di Khon Kaen dan bertemu rekan-rekan muslim club KKU
di depan rumah makan halal di Khon Kaen

remulan menjelang purnama di langit Khon Kaen, walking street

meninggalkan pesan tempel untuk muslim club KKU di Sri Brown Cafe, Khon Kaen




2 komentar:

  1. Kakak keren. Im so proud of y ��
    Sukses terus kak hamikyuu

    BalasHapus
  2. hallo... can you give me your muslim's friend in Khonkaen dear..... because i waana go to there in august for exchange 3 weeks. and i will make a research about pyschologycal hardines muuslim's student khonkaen university....

    BalasHapus

Bagaimana menurut anda? What do you think?