18 April 2017

Manakah yang lebih dulu?

Manakah yang lebih penting, kompetensi atau integritas? Pintar atau Jujur?

Pertanyaan di atas diutarakan oleh Prof. Bagir Manan mantan Ketua Dewan Pers periode lalu dalam sambutannya pada Uji Kompetensi Wartawan yang diselenggarakan PWI Jaya tahun 2015 lalu.
Data menunjukkan jumlah wartawan Indonesia adalah 70.000, sumber lain menyebut 100.000. Namun hingga saat ini baru kurang lebih 6500 wartawan yang lulus dan memiliki sertifikat dan kartu uji kompetensi wartawan. Miris sekali. Beliau dalam pidatonya tersebut kembali bertanya:
"Apakah segala keadaan yang merisaukan sekarang ini sekedar karena krisis integritas atau krisis kompetensi atau kapasitas?"
Jawaban atas pertanyaannya tersebut kemudian dipaparkan Prof. Bagir Manan melalui fakta bahwa pada saat ini kita sedang heboh dengan berbagai gelar kesarjanaan palsu. Yang belum ditelusuri betapa banyak gelar yang asli tapi tidak disertai kompetensi atau kapasitas sesuai tingkatan gelar yang diperoleh. Hal ini terjadi karena beberapa alasan:
Pertama, gelar kesarjanaan dipandang sebagai suatu bentuk untuk masuk kelas baru yang akan memesona publik. (lihat Milovan Jilas: The New Class). Kedua, komersialisasi lembaga keilmuan, yakni bukan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan tetapi sebagai lembaga ekonomi. Ketiga, kendali birokrasi yang lemah, buktinya mudah sekali bagi suatu lembaga pendidikan diberi hak menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran keilmuan baik jenjang S1, S2, maupun S3, tanpa sungguh-sungguh memeriksa semua kelengkapan yang wajib dimiliki untuk menyelenggarakan suatu program keilmuan. Keempat, kehadiran para "brutus" yang melegalkan cara apapun untuk mewujudkan kenikmatan diri sendiri (asosial).

Berdasarkan fenomena diatas, Prof. Bagir Manan menyampaikan betapa perlunya mengedepankan kompetensi yang dilekati dengan integritas.
"We need the most highly competence with the most highly integrity. Not only the most highly integrity but less or without competence".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagaimana menurut anda? What do you think?