30 Oktober 2019
Yet it still moves
25 Oktober 2019
Syukur
23 Oktober 2019
Triumvirate
Nama-nama Menteri di kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin telah diumumkan, setelah beberapa hari ini kita disuguhkan pemandangan tokoh-tokoh negara yang silih berganti memasuki istana memenuhi panggilan presiden, tentunya dengan kostum yang sama, atasan putih!
Yang menarik perhatian tentu saja nama Prabowo Subianto. Dua kali menjadi rival Jokowi dalam memperebutkan kursi RI 1, kini ia justru berlabuh pada posisi Menteri Pertahanan 2019-2024.
Politik memang secair itu, jadi tidak usah heran jika yang di akar rumput masih kebakaran jenggot dengan nol satu dan nol duanya, sedangkan yang di atas sudah konsolidasi.
Menteri Pertahanan sendiri bukanlah posisi yang main-main. Bersama dengan Menteri Luar Negeri dan Menteri Dalam Negeri, ketiganya kerap disebut triumvirate, yakni yang bertugas menjalankan pemerintahan dalam kondisi darurat. Lalu mengapa Jokowi mempercayakan posisi vital tersebut pada Prabowo? Entahlah.
Namun dari ketiga menteri ini, sebagian orang berpendapat bahwa Menteri Luar Negeri lah yang paling bergengsi, sebab merupakan jabatan paling penting nomor tiga, setelah Presiden dan Wakil Presiden.
Apapun itu, selamat bertugas untuk para menteri yang terpilih. Selamat meramu Indonesia menjadi negara maju, damai, dan berkeadilan!
Adil
18 Oktober 2019
Lupakan ini dan itu, sekaligus ani dan inu
Sebenarnya siapa sih ani dan inu? Orang lain? Bukan keluarga? Bukan inner circle?
Ini yang bahaya.
Kita memilih sebuah jurusan kuliah karena si ani terlihat keren di jurusan tersebut, makanya kita ngikut.
Kita ambil kerjaan beken di kota jauh, karena si inu terlihat oke di instagram dengan seragam kantornya.
Atau lebih lanjut kita buru-buru nikah karena si ini terlihat cantik dalam balutan baju akad.
Bahkan parahnya, kita terburu-buru pengen punya anak hanya karena melihat si itu yang nikah tidak lebih dulu dari kita sudah menimang momongan.
Padahal kita sejatinya belum siap. Belum siap kuliah di jurusan tsb, belum siap kerja di tempat tsb, belum siap menikah, belum siap sepenuhnya jadi orangtua yang baik. Kapan siapnya? Allah yang tau. Kita yang tau. Orang lain tidak. Jadi jangan dijadikan ukuran.
Kita punya ukuran masing-masing. Takaran kita beda-beda. Kalau sekali makan bisanya cuma sepiring ya jangan masak nasi banyak-banyak. Gak ke makan nanti. Bisa jadi muntah kalau maksa ditelan. Atau lebih-lebih nasinya basi kalau dibiarkan.
Santai saja. Allah Maha Tau yang terbaik. Kita tugasnya ikhtiar - berdoa - dan tawakkal. Bukan ikhtiar - lamat-lamat mengintip media sosial - mengutuki nasib kehidupan - lupa berdoa - dan sengaja memilih untuk tidak tawakkal.