25 Oktober 2019

Syukur

Dunia memang tempat ujian dan beragam masalah. Tiap yang bernyawa seolah punya saja masalahnya masing-masing. 
Yang belum lolos snmptn minder dan tak sabar ingin segera kuliah. Yang sudah kuliah ngeluh tugas tugasnya susah. Yang sudah lulus, capek ngelamar kerja sana sini tak kunjung diterima. Yang sudah kerja lelah diomeli bos atau difitnah temen sekantor, lalu ingin resign saja atau nikah. Tapi ingin nikah belum datang-datang jodohnya. Meratap merasa tak laku. 
Sedangkan yang sudah datang sinyal jodoh berkali-kali, belum juga sreg karena kurang kriteria ini dan itu. 
Yang sudah nikah ternyata juga tak sepi dari keluhan, sebab berbagai penyesuaian suami istri harus dilakukan, salah satunya melepas pekerjaan. Jadilah ibu rumah tangga, lalu mengeluh tak punya temen dan komunitas. Apalagi anak sudah lahir capeknya level dewa, merasa tak berguna kuliah tinggi-tinggi hanya berakhir di depan popok berisi eek bayi. Padahal yang belum punya anak, ikhtiarnya luar biasa keras, sujudnya berurai air mata tiap malam, memohon buah hati pernikahan. 
Anak beranjak dewasa mulai sekolah di kota-kota jauh bahkan negeri asing. Ditinggallah orang tua di kampung halaman. Meratapi nasib yang merasa seolah sendirian. Mana bakti anak yang sudah susah payah dibesarkan. Orang tua sakit bukan ditemani dan dirawat malah tidak pulang-pulang. Nun jauh di sana ia malah memusingkan nasib-nasib orang, memikirkan hak-hak rakyat dan entah siapa dalam diktat dan buku-buku teori kuliahnya yang tebal. Orang tua pun mati dalam kesengsaraan dan kehidupan yang tak pernah tersentuh syukur. Dan sejarah berulang. Di rantau sana, anak-anaknya mengeluhkan sulitnya kuliah dan ingin segera menikah saja. Lalu menikah dan merasa kuliah tinggi-tinggi tiada berguna karena hanya berakhir di depan popok berisi kotoran. 


Betapa..... Hidup tiada gunanya jika hanya dipenuhi ratapan-ratapan. Naudzubillahi min dzalik.... Semoga kita termasuk dalam golongan orang-orang penuh syukur dan qonaah. Di dunia adalah tempat kita sementara, tugas kita beribadah sebanyak-banyaknya dan mencari nafkah semestinya. Selanjutnya kita akan kembali ke akhirat selamanya, semoga surga tempat kita. Amin. 
Hidup penuh syukur, meninggal khusnul khotimah. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagaimana menurut anda? What do you think?