Kala kegelisahan yang melaut menelanjangi kepercayaanku.
Hampir hampir aku bangkit dari dudukku, kemudian memasang
jaket kulit
Hendak ku teruskan perjalanan karena ku kira kau takkan
datang.
namun dari sudut persimpangan kau tampakkan bayang senja.
derap langkahmu seolah turut meraungkan maaf
kau datang, sebelum aku beranjak ke kota :)
puisi diatas untuk bibit cabe ku di halaman belakang, yang kutanam berminggu-minggu yang lalu. harus mengeringkan bibitnya sendiri dibawah terik matahari kemudian mencari tanah subur. kuharap ini bisa menjadi awal yang baik untuk "ladang cabe" impianku. amiiiin :) terimakasih kamu sudah tumbuh semoga subur:) :) :) :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bagaimana menurut anda? What do you think?