19 Desember 2011

ketika pemimpin meluapkan curahan hatinya pada rakyat yang men-dikte mereka


Tolong, sekali-kali dengarkanlah demo kami.
Kami lelah mendengar demo kalian. Bagaimana jika kita tukar posisi sebentar.
Kita memang bukanlah malaikat.
Siapa bilang kita malaikat? Siapa yang bilang kita tak doyan dosa?
Siapa kata kita putih, mungkin saja kita abu-abu atau bahkan hitam?
Kita tentu tak ingin menjadi begini, kita tak minta semua menjelma remang dan tak ada kejelasan.
Kita memang hanya manusia biasa, yang pasti tergiur kala melihat setumpuk rejeki sedang menari-nari diatas meja kerja.
Kita tentu bukan malaikat, dan siapa pula yang mau menjadi iblis?
Kita tak minta, dan Tuhan juga tak ikut campur dalam acara pemilihan jalan hidup.
Ia hanya mengiyakan minta kita, dan kemudian mengganjarnya.
Siapa bilang kita kebal? Kita juga penakut. Sama seperti ulama atau sufi kita takut dengan dosa.
Kita juga terkadang bergidik membayangkan neraka, namun apalah daya kala iblis membisikkan suatu rahasia dusta ditelinga kami “tenanglah, api neraka sudah padam. Kau aman!”
Seketika kami bertindak mendholimi kalian.
Aku benci menjadi begini, kita semua benci menjadi keparat yang kalian maki-maki, tapi apalah daya….aku bukanlah malaikat.
Coba, sekali-kali rasakan menjadi kami. Apakah yang akan muncul dibenakmu?
Kutanya kalian, karena kalian mengumpatiku yang tergolek tak berdaya dibudak nafsu.
(lolongan pemimpin negri dalam dusta yang tak tak kunjung henti)
5:53pm/27 november 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagaimana menurut anda? What do you think?