Kemudian aku menelanjangi lagi seisi kota.
Membiarkan angin tipis perlahan membelai ubunku.
Aku rindu suasana kedamaian.
Bukan makam, bukan pula rumah sunyi tak bertuan.
Tapi kedamaian, bukan kematian,
Tapi kehidupan dalam keadilan.
Sengsara mendekap jantung hati kami,
Harus rela begini demi memenuhi hasrat nafsu pemimpin tak
punya hati.
Kemudian aku beranjak,
Sari satu rumput menginjak lainnya,
Satunya lega, yang satu lagi merintih.
Aku tak mau memijak mereka,
Namun entah,
Yang ada disini tak sengaja kulukai.
/hamidahsemi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bagaimana menurut anda? What do you think?