10 Februari 2014

Puisi (1)


Haruskah kata "apa kabar" yang pertama kutuliskan, untuk mengawali interaksi yg entah telah berapa lama tak lagi terjalin antara kita
Tidakkah sebaiknya aku mengawali ini dengan kalimat "selamat pagi cinta, the sun come to see your smile"
Kalimat yang selalu kuingat sebagaimana aku mengingat gosok gigi pagi
Bohong.
Mustahil.
Bohong dan mustahil aku tak merindu.
Sungguh dalam terjaga atau terpejamnya mataku adalah melihatmu.
Entah kenapa kau tiba tiba menjelma sungguh berharga.
Mungkin kau hanyalah sebotol air keruh, tapi kau berada tepat di hamparan gurun tandus
Maka sungguh kau adalah potongan surga yang jatuh ke bumi
Berlebihankah aku memujimu?
Sudahkah aku nampak seperti wanita linglung karena termankan rindu?
Ku coba menahan sesuatu yang terus memantul, seolah ada pegas yang hendak melompatkan hatiku hingga ia tanpa kontrol terus berusaha mencari degupmu.
Kucoba memadamkan sesuatu yang terus berkobar, otakku seolah meletup letup bak kembang api tahun baru, ia terus menerus memikirkan mu.
Entah kau mau tahu atau tidak, yang kini kurasakan adalah kecamuk yang menggebu
Aku masih sakit, jasmani dan rohaniku/Hamidah, januari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagaimana menurut anda? What do you think?