Terkadang
pening betul kepala ini melihat informasi yang berhambur tak karuan di media-media.
Ini sudah macam anak SD yang jengah dengan pelajaran sekolah di siang bolong,
lalu dikuasai kantuk tak tertahan, namun seketika terdengar bunyi bel nyaring
ditelinga. Maka berhamburlah mereka menyerbu gerbang, ingin segera pulang,
entah untuk makan atau main di lapangan. Begitulah kira-kira ilustrasinya.
Sesak bejubel tak karuan informasi jaman sekarang. Semua orang bisa melaporkan,
lalu kebohongan saling berkelindan dengan kenyataan, fakta pun terabaikan,
pokok masalah pun kabur jadi samar-samar.
Kini
untuk mendapatkan berita apa yang paling penting saja, kita harus susah payah
dulu menemukan media atau portal online yang akurat, berimbang. Untuk betul-betul
melihat isu apa yang kini sedang dan harus mendapat perhatian, kita harus
perang dulu melewati ribuan lapisan hoax dan
berbagai informasi viral yang tak jarang nirfaedah. Jadi sekarang, apa
yang viral segera naik ke permukaan, sedangkan yang vital bisa saja malah
terabaikan.
Sebut
saja beberapa waktu yang lalu CNN melakukan liputan khusus bersama tim peneliti
ke puncak Jayawijaya di Papua. Mereka mengabadikan “salju terakhir” untuk
sesuatu yang selama ini kita sebut-sebut sebagai “salju abadi”. Nyatanya,
karena pemanasan global yang semakin tak terbendung, es di puncak Jayawijaya
terus mencair dan diprediksi akan segera menghilang selamanya dalam beberapa
waktu ke depan. Tanpa ada media yang mengabarkan informasi ini, jangan heran
jika tiba-tiba ada anak bangsa yang dengan bangga di 50 tahun mendatang
menyebut bahwa “Indonesia juga punya salju. Salju abadi bahkan, di puncak
gunung di Papua”, padahal salju itu telah mencair, hilang, gone puluhan
tahun yang lalu.
Tayangan
eksklusif tentang salju terakhir di Jayawijaya itu sayangnya disiarkan oleh
media asing yang membuka kantor di Indonesia, namun justru sepi dari perhatian
media dalam negeri. Ke mana yang lainnya? Isu lingkungan memang kerap menjadi
anak tiri di sini. Masyarakat kita lebih gemar dengan isu politik yang tiada usainya.
Bahkan seorang teman saya pernah bilang, “Baru juga Pilpres 2019 digelar, media
kita sudah sibuk membahas Pilpres 2024”. Ada benarnya. Lalu kapan isu yang lain
kebagian tempat kalau yang bertengger di atas panggung: politik lagi politik
lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bagaimana menurut anda? What do you think?