11 Februari 2012

Bimbang tak berimbang

memang bukan kejujuran yang sedang kutulis. aku bahkan selalu menuliskan kebohongan dan dusta kian ganas meliputi sekujur gerak pikir dan hidupku. aku memang bukan nabi, malaikat, apalagi Tuhan. hanya makhluk kecil yang didamparkan Tuhan kerahim ibuku dan menua seiring berjalannya waktu.
akupun tak sadar dan tak mengingat apapun, kala aku berusia satu hari, satu bulan, enam bulan, satu atau dua tahun. satu-satunya kenangan masa kecil yang bisa kuingat hanya tentang telur asin yang pecah ketika kumasukkan dalam kantong baju kesayangan ku. kepolosan dulu begitu kental, namun kini semakin memudar dan nampaknya mulai menghilang. sekarang semua penuh kepura-puraan.
kapankah aku bisa mengembalikan kejujuran, kepolosan, dan kebodohan itu? kebodohan dan ketidaktahu-an akan dusta, hingga aku takkan melakukannya. 
dusta kini menjadi kawan, menjadi sahabat dan teman tidur malam. dia mengejar ku kemanapun aku pergi dan melangkah. hingga seolah ketika aku mengubur diri dalam liang lahat sempit nan lembab pun dia akan membuntutiku dan meminta pengakuan.
Ku akui dusta dan bohong adalah dosa. manusia mana yang tak mengerti teori itu? walau dalam praktek kehidupan, seolah itu dilupakan dan dianggap saja tak ada.
kemiskinan sedang menimpaku wahai hati yang menjadi tempat menyimpan segala rasa dan prasangka. aku dirundung duka yang mendalam. kejujuran telah padam dan benar-benar telah dimakamkan. aku sendiri yang memakamkan nya. aku sendiri yang membuatnya kelaparan hingga mati busung lapar. aku tak pernah menghiraukannya, hingga dia kekurangan pangan. aku mengkorupsi waktuku untuk memperhatikannya, aku menghianati kejujuran, aku menduakannya dengan menikahi kebohongan. aku menghilang ditelan ke-egoisan dan tuntutan kehidupan. zaman yang merubah pemikiran ataukah aku sendiri yang gila kehebatan? menyulap yang tiada menjadi ada, menjadikan yang tak bisa menjadi bisa. melancarkan yang susah dan meninggikan yang rendah. kurasa, manusia semua ingin mengambil alih kekuasaan Tuhan. menciptakan dan melakukan segala perubahan, dengan jalan pintas hanya satu kedipan.
aku heran. dengan diriku yang ternyata tengah dipermainkan. main-main mari kita main dadu. tinggallah keberuntungan atau kecurangan didalam kehidupan. jika beruntung akan kudapat angka enam, jika kalah akan kudapat angka satu, kemudian ada peluang kecurangan, maka akan kubalik dadu dengan cepat dan tangkas. dan semua akan melihat aku memperoleh bulatan enam. akulah pemenang! akulah sang curang! banggakah diriku? /11feb2012.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagaimana menurut anda? What do you think?