4 Maret 2012

suara hujan

Masih ingatkah kau, kala hujan berduyun-duyun turun dari langit.
Air menyampaikan pesan rindu dari langit pada tanah, yang tak pernah bisa berjabat.
Suara tetesnya yang menerpa jalanan, menjadikan basah kuyup tak karuan.
Hilangkan gerah aspal dari kalor dan debu
Menyapu sepanjang jalanan yang kita lalui  berdua,
dan memandikan sekujur pohon, dari ranting hingga merasuk dalam akarnya.

Aku mendengarnya
Suara derap hujan itu masih terekam rapi.
Kemudian kau dan aku berbagi hangat,
diantara dingin yang menelanjangi seluruh kota.

Masih ingatkah kau, kala hujan dan suaranya
Menjadikan kita berangan tentang masa depan.
Namun ternyata, sebelum masa depan impian itu tiba, Tuhan menggariskan yang lain dari mau kita.
Kita terpisah dipersimpangan pendapat yang berbeda. :)
4maret2012/sesaat setelah hujan berhenti menerpa atapku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagaimana menurut anda? What do you think?