Air menyampaikan
pesan rindu dari langit pada tanah, yang tak pernah bisa berjabat.
Suara tetesnya
yang menerpa jalanan, menjadikan basah kuyup tak karuan.
Hilangkan gerah
aspal dari kalor dan debu
Menyapu sepanjang
jalanan yang kita lalui berdua,
dan memandikan
sekujur pohon, dari ranting hingga merasuk dalam akarnya.
Aku mendengarnya
Suara derap hujan
itu masih terekam rapi.
Kemudian kau dan
aku berbagi hangat,
diantara dingin
yang menelanjangi seluruh kota.
Masih ingatkah
kau, kala hujan dan suaranya
Menjadikan kita
berangan tentang masa depan.
Namun ternyata,
sebelum masa depan impian itu tiba, Tuhan menggariskan yang lain dari mau kita.
Kita terpisah
dipersimpangan pendapat yang berbeda. :)
4maret2012/sesaat setelah hujan berhenti menerpa
atapku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bagaimana menurut anda? What do you think?