5 Maret 2012

teori ekonomi dalam perasaan manusia

Entah aku terlalu ilmiah, atau sok tahu, atau malah terlalu ter-sugesti pelajaran ekonomi yang akhir-akhir ini menjejali otakku? Mungkin aku terlalu percaya dengan hukum cetusan David Ricardo pada teori produksi, yang berjudul “The Law of Diminishing Return”. Hukum ini membagi tahap produksi menjadi seperti ini:

1. Produksi marjinal terus meningkat sampai maximal
2. Mulai produksi marjinal maximal sampai produksi marjinal = 0
3. Mulai produksi marjinal 0 sampai produksi marjinal negative

Jika digambar dalam grafik adalah sebagai berikut:


Atau mungkinkah aku terlalu percaya juga pada Hukum Gossen I, yang mengomentari perilaku konsumen. Dalam teorinya dikatakan ”nilai guna suatu barang/jasa jika dikonsumsi terus menerus mula-mula akan meningkat, dan secara perlahan-lahan akan menurun, dan akhirnya terjadi kejenuhan (kepuasan vertikal)”

Sebenarnya aku ini bahas apa sih, kenapa tiba-tiba menjadi sok ilmiah dan membawa-bawa teori ekonomi segala?
Sesungguhnya dan sejatinya, pikiran ini memang muncul saat aku sedang belajar ekonomi. Biasalah ya, anak kelas 3 SMA bawaan sok mantengin buku padahal nglamun hehe. Setelah kupikir, ke-dua teori tadi tak beda jauh dengan perasaan manusia, especially in terms of love and attraction.
One day, someone met someone, call they are MR.X and MRS.Y
  1. awalnya mereka bertemu dalam suasana biasa, atmosfer yang biasa, dan tentunya perkenalan biasa (disini tidak sedang bicara tentang cinta pada pandangan pertama, so anggap aja pertemuan mereka berdua awalnya flat sekali)
  2. mulailah tumbuh perasaan cinta karena terbiasa, atau karena alasan lainnya. Dan ternyata keduanya saling menyambut perasaan itu. Cinta mereka-pun terealisasikan, masih dalam hubungan pacaran.
  3. titik klimaks. Saat MR.X dan MRS.Y teramat dalam mencintai satu sama lainnya (serasa dunia milik berdua gitu deh)
  1. rasa cinta mulai pudar seiring berjalannya waktu karena sudah terlalu lama, hingga mencapai titik jenuh. Akhirnya putus deh. Dan saat seperti ini, soundtrack lagu yang paling ngena adalah:
-        versi dalam negri           : killing me inside (biarlah)
-        versi barat                    : my chemical romance (i don’t love you)

bener gak? Bener kaaaan…hahaha
so, cinta emang beda dengan drugs.
Kalo drugs dikonsumsi makin lama makin candu. Tapi kalo cinta, awalnya sih bikin candu, tapi lama-lama jenuh juga.
That’s all, itu sih pandanganku wek! Gak tau kalo yang laen. Heheee
5maret2012/saat aku sedang mainmain dirumah dan meninggalkan sejenak tentang sekolah

2 komentar:

Bagaimana menurut anda? What do you think?