2 Mei 2017

Mitologi Gunung Bromo

Gambar Rara Anteng dan Joko Seger yang Kehilangan Anaknya 
Di museum Gunung Merapi ini, sebagaimana kuceritakan sebelumnya, selain memuat informasi dan sejarah mengenai Gunung Merapi, juga memuat informasi tentang berbagai gunung yang ada di Indonesia bahkan dunia, salah satunya adalah mitos mengenai Gunung Bromo yang ada di Jawa Timur. Karena aku berasal dari Jawa Timur dan lokasi Gunung Bromo tak cukup jauh dari rumahku, tentu saja informasi yang berkaitan dengan gunung ini membuatku tertarik, meskipun aku belum pernah kesana secara langsung hehe semoga segera ada kesempatan ya.
Dibawah gambar itu, diberikan keterangan sebagaimana gambar-gambar yang lainnya, sebagaimana berikut:

“Legenda Gunung Bromo berkaitan dengan kawasan Tengger. Menurut Legenda, pada akhir abad 15, seseorang putri keturunan Kerajaan Majapahit, Rara Anteng, menikah dengan Joko Seger. Nama Tengger merupakan perpaduan dari akhir nama Rara Anteng (Teng) dan Joko Seger (Ger).
Setelah beberapa lama pasangan tersebut berumah tangga, belum juga dikaruniai keturunan, kemudian diputuskanlah untuk naik ke puncak gunung Bromo untuk bersemedi dengan penuh kepercayaan kepada Yang Maha Kuasa agar dikaruniai keturunan. Permintaan mereka akhirnya dikabulkan dengan syarat anak bungsu harus dikorbankan ke dalam kawah Bromo.
Setelah pasangan tersebut menyanggupinya, didapatkannya 25 orang putra-putri, namun naluri orang tua tetaplah tidak tega bila kehilangan putra putrinya, sehingga Rara Anteng dan Joko Seger ingkar janji. Dewa menjadi marah, kemudian terjadilah prahara keadaan menjadi gelap gulita, kawah Gunung Bromo menyemburkan api. Anak bungsunya bernama Raden Kesuma lenyap dari pandangan, dia terjilat api dan masuk ke kawah Bromo. Bersamaan hilangnya Kesuma terdengar suara gaib “Saudara-saudara ku yang kucintai, aku telah dikorbankan oleh orang tua kita dan Sang Hyang Widi menyelamatkan kalian semua. Hiduplah damai dan tentram, sembahlah Sang Hyang Widi. Aku ingatkan kalian agar setiap bulan Kasada yang ke-14 mengadakan sesaji berupa buah-buahan, sayuran, bunga, dan binatang piaraan kepada Syang Hyang Widi di kawah Gunung Bromo.”

Membaca tulisan tersebut, tiba-tiba temanku yang sama sebagaimana aku ceritakan diatas memberikan pandangannya (kali ini tanpa kutanya hehe). Menurutnya mitos Gunung Bromo tersebut memiliki kesamaan dengan kisah Nabi Adam dan Siti Hawa yang memiliki 25 orang anak, dan bagian yang sama pula terletak pada hilangnya satu diantara 25 anak tersebut. Namun dalam kisah Nabi Adam, beliau kehilangan anaknya yang bernama Habil karena dibunuh oleh saudara kandungnya sendiri yakni Qabil.
Menurut temanku, ia pernah membaca sebuah buku berjudul Atlantis, the Lost Continent Finally Found karya dari Prof. Arysio Nunes dos Santos seorang ahli geologi berkebangsaan Brazil, yang diterbitkan oleh Atlantis Publications. Dalam buku tersebut dijelaskan bahwa dalam setiap peradaban akan selalu ada sebuah cerita yang sama dengan kisah-kisah diperadaban-peradaban lain sebelumnya, hanya sedikit dirombak di beberapa sisi agar tak benar-benar sama. Entah apakah Mitos Gunung Bromo ini memang begitu adanya atau peradaban kala itu mencoba untuk membangun cerita yang terinspirasi dari kisah Nabi Adam dan Siti Hawa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagaimana menurut anda? What do you think?