18 Agustus 2011

Pasar = Sabar

Minggu 14 agustus 2011 (tepat 66 tahun Hiroshima-Nagasaki dibom atom sekutu)
Hari ini hari cerah, minggu pagi yang indah dan penuh kedamaian, kubuka tirai jendela dan kulihat hamparan sabana yang menghijau dan kicau burung yang merdu, dipadu dengan irama gesekan ranting juga alunan dawai pagi yang terdengar begitu serasi dan penuh damai. (lebaaay. Nggak segitunya kale) Nggak-nggak, yang barusan tadi cuman ilustrasi pengantar, yang aneh. Hehe.
Lebih benarnya, minggu pagi ini adalah bulan puasa, aku diajak Ibuku pergi ke pasar dekat rumah untuk belanja keperluan buka dan sahur. Bawaan nya emang ogah mulu, tapi ya gimana lagi? durhaka dong kalo nggak nurut, ceilee.
p-a-s-a-r, udah pada sering denger kan kalian-kalian?
Nah dalam ilmu ekonomi, pasar diartikan sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli yang kemudian melakukan transaksi atau juga tawar menawar. Yes all right!
Tapi dalam benak kita, pasar tradisional tak ubahnya sebuah tempat kumuh yang sarat akan kuman. Dengan ratusan manusia berkeringat yang berjejalan, ramai, bising, ditambah lagi aroma sampah, ikan, ayam, juga tanah becek bekas hujan.
Satu yang membuat kita para generasi muda untuk malas pergi ke pasar adalah kejorokan yang identik dan melekat erat bagai lem dan perangko, pada sosok pasar itu sendiri.
Walhasil, anak muda yang katanya trendy dan kece-kece pada ogah banget kalo musti nginjekin kaki ke pasar tradisional, mereka lebih memilih dandan cakep dengan sepatu high heels pergi ke mal-mal gede yang so pasti harum dan wangi, ber-AC, plus diiringi irama lagu-lagu hits anak muda.
Kita itu sebenernya warga Indonesia tradisional lho guys, gak seharusnya kita tergerus jaman. Harusnya malah kita yang mengimbangi perkembangan dunia atau modernisasi dunia dengan ketradisionalan yang kita punya. Kalo kita mau sedikit melirik pasar, sebenarnya ada segudang keistimewaan yang terselip didalamnya dibanding mall-mall ber-AC.
Pasar ditinjau dari segi harga bisa dipastikan jauh lebih murah dibandingkan harga barang-barang mall, dan kualitasnya juga gak kalah, kalo kita bener-bener mau milih.
Pasar emang panas dan gerah, tapi hei... inget olahraga brooo! Naik tangga pasar jauh lebih bikin sehat ketimbang dimanja oleh eskalator atau lift. Pasar juga meminimalisir dampak-dampak negatif dari penggunaan elektronik yang berlebihan seperti yang dilakukan mall, contohnya AC. Cukup dengan angin alami udah bikin segeer.
Masih banyak lagi keistimewaan pasar tradisional, bahkan tanah beceknya yang berkuman pun ada manfaatnya lhoo. Kalo nggak ada tempat sekotor itu, pabrik sabun bakal banyak yang gulung tikar, kan semua udah pada bersih, siapa yang bakal beli sabun banyak-banyak?hahahah.
So guys, mari hargai dan cintai ketradisionalan indonesia. Sekali-kali ke mall ya emang boleh lah biar nggak jadul-jadul amat, tapi jangan lupakan nenek moyangnya mall ya, yaitu si Pasar Tradisional.


HamidahIzzatuLaily. Agustus2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagaimana menurut anda? What do you think?